THE BASIC PRINCIPLES OF IKN

The Basic Principles Of IKN

The Basic Principles Of IKN

Blog Article

Namun, apakah IKN akan menjadi kota idaman seperti yang didamba-dambakan ataukah menjadi megaproyek lainnya yang membuat negara merugi? Hanya waktu yang bisa menjawab.

“Nah Indonesia justru di tengah ancaman resesi world-wide membangun mega proyek. Nah ini kan namanya kasih beban baru kepada APBN dalam konteks yang tidak tepat,” kata Bhima.

The relocation proposal stored remaining mentioned for decades until eventually the presidency of Susilo Bambang Yudhoyono who supported the idea to produce a new political and administrative centre of Indonesia resulting from Jakarta's environmental and overpopulation troubles.[22][23]

Pelajar SMP tawarkan layanan seks, 'terindikasi korban eksploitasi seksual' dan 'titik kritis' pendidikan seks anak

Saat ini pembangunan IKN masih dalam tahap awal. Berbagai rencana ambisius dan prediksi optimis dilontarkan.

Syamsyiah, istrinya, bercerita bahwa air dari sungai di belakang rumah mereka itu dulunya bahkan menjadi sumber air minum mereka.

Persoalannya, pesantren ini sebenarnya tidak memiliki sumber air bersih untuk menopang kebutuhan tersebut. Setiap hari, mereka harus membeli air untuk kebutuhan mandi cuci kakus seharga Rp350.000 hingga Rp450.000 per tangki. Itu belum termasuk kebutuhan untuk air minum yang juga harus dibeli.

Apalagi pesantrennya kerap dimampiri oleh para pekerja proyek atau pengendara yang melintas, sebab ketersediaan rest room umum dan musala di location ini memang masih terbatas.

The city is designed for sustainability and preserving its surrounding Kalimantan forests, targeting eighty% of mobility to be supported by public transport, biking, or going for walks and drawing all of its Electricity from renewable sources and allocating ten% of its location to food production.[50] Even though, critics have voiced lots of considerations about the impact of Nusantara about the wildlife.

Keterangan gambar, Para santri belajar dan beraktivitas di ruangan yang berdebu akibat proyek pembangunan di sekitar pesantren

Warga yang masih bermukim di desa tersebut menutup rapat pintu dan jendela rumah mereka. Teras rumah, kendaraan yang diparkir, hingga tanaman di sekitar telah berselimut debu.

“Pembangunan IKN ini membutuhkan energy yang kuat, terutama pembiayaan mandiri … Nah masalahnya APBN kita itu fiskalnya terbatas. Kondisi ekonominya juga masih Restoration dan membutuhkan fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang langsung untuk IKN akselerasi pemulihannya,” ia menjelaskan.

Orang-orang yang dulunya bekerja di tambang kini menjadi juragan kontrakan. Mereka yang dulunya bertani di sawah, kini menyuplai kebutuhan air bersih ke wilayah sekitar IKN.

Keterangan gambar, Lina mengubah IKN sawah milik keluarganya menjadi tempat penampungan dan penyaringan air untuk dijual.

Report this page